Presidium MN KAHMI Sambut Baik Anas Urbaningrum Kembali ke Publik

Jakarta – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus mantan Ketua Umum PB HMI, Anas Urbaningrum akan segera menghirup udara bebas pada 10 April 2023 mendatang. Sejumlah sahabat terutama dari kalangan aktivis HMI menyambut gembira kembalinya Anas.

Rifqinizamy Karsayuda, Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) merasa bahagia dengan kembalinya Anas Urbaningrum ke tengah masyarakat.

“Kanda Anas Urbaningrum adalah pemimpin yang lahir dari rahim HMI secara purifikatif. Ia adalah sintesa sosok intelektualis, aktivis, dan politisi dalam satu individu. Ia adalah gambaran kepemimpinan ideal yang diproduksi HMI dan pernah diterima dengan baik oleh bangsa ini,” tutur Rifqi yang juga anggota DPR/MPR-RI  kepada Media, Jakarta, Senin (3/4).

Bagi Rifqi, kembalinya Anas Urbaningrum (AU) ke publik setelah 10 tahun menjalani masa hukuman di LP Sukamiskin atas tuduhan melakukan tindak pidana korupsi, sama sekali tidak menghilangkan kecintaan dan kerinduan Keluarga Besar HMI dan KAHMI pada sosok ini.

“Kanda AU, selalu dirindukan oleh Keluarga Besar HMI dan KAHMI. Kami meyakini, tuduhan yang dialamatkan ke Kanda AU lebih dilatari oleh motivasi politis yang beraroma kriminalisasi pada saat itu,” ungkap Rifqi.

Baginya, Anas mengalami hukuman pidana dengan latar politis di Sukamiskin, seperti yang dialami Soekarno di tempat yang sama pada tahun 1930-1931.

“Ada kemiripan antara Mas AU dan Bung Karno. Bukan hanya dipenjara di tempat yang sama, yaitu Sukamiskin. Keduanya dijebloskan ke Sukamiskin dengan alasan politik yang teramat kental. Namun fakta sejarah membuktikan, Bung Karno justru menempa diri dan pemikirannya untuk menyolidkan pergerakan kemerdekaan Indonesia selama di Sukamiskin” tegas Rifqi.

Ia meyakini, AU akan dapat terus menyemai gagasan dan gerakan kebangsaan yang ia lakukan, walau sempat terhenti selama 10 tahun terakhir. Bagi Rifqi, AU adalah potret pemimpin yang teguh dalam cita-cita dan ide kebangsaan dan ke-Indonesiaannya.

“Ia memiliki kesabaran revolusioner yang tidak banyak dimiliki sosok pemimpin lain,” lanjut Rifqi.

Rifqi pun merujuk kata-kata Bung Karno pada saat bebas dari Sukamiskin,

“Penjara hanya mampu membatasi raga seorang pemimpin, namun ia tak akan pernah membatasi cita-cita dan impiannya untuk bangsa”.

Tak lupa, Rifqi kembali mengutip kata-kata Bung Karno.

“Seorang pemimpin tidak akan berubah karena hukuman. Aku masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan aku meninggalkannya dengan tujuan yang sama”.

Seperti diketahui sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum telah menempuh serangkaian upaya hukum atas kasus yang pernah menimpa dirinya. Terakhir, Mahkamah Agung (MA) telah mengabulkan peninjauan kembali (PK) Anas Urbaningrum pada 30 September 2020. Majelis hakim memotong masa hukuman Anas dari 14 tahun menjadi 8 tahun. Anas akan menggenapi masa hukumannya pada April 2023 ini.

Mencermati kilas balik kisah hidup Anas Urbaningrum, ia adalah anak desa yang lahir pada 15 Juli 1969, di Desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur. Ia menamatkan pendidikan tingkat SD, SMP, hingga SMA di Blitar. Setelah itu, Anas Urbaningrum mengenyam bangku kuliah melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada 1987 di FISIP Universitas Airlangga.

Anas kemudian melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan meraih gelar master bidang ilmu politik pada 2000. Tesis pascasarjana-nya berjudul “Islamo-Demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid” telah dibukukan. Anas kemudian merampungkan studi doktor ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Sosok Anas semakin dikenal masyarakat sejak terpilih menjadi Ketua PB HMI di kongres yang digelar di Yogyakarta pada 1997. Kematangannya semakin tertempa, saat Indonesia memasuki masa penuh pergolakan politik pada 1998. Di era reformasi tersebut, ia dipilih sebagai anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan reformasi. Anas sempat menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2001-2005 yang menggelar pemilihan presiden secara langsung pertama kalinya dalah sejarah demokrasi Indonesia.

Anas kemudian terjun ke politik dengan masuk Partai Demokrat dan terpilih sebagai anggota DPR RI di Pemilu 2009 dari Dapil Jawa Timur VII meliputi Blitar, Kediri dan Tulungagung. Anas sempat didapuk sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat di Senayan. Pada 2010, Anas Urbaningrum terpilih dalam kongres partai dan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dari anak desa yang kemudian merintis karir politik dari bawah, Anas mencatatkan diri menjadi ketua umum termuda partai politik yang sedang berkuasa di Indonesia. Rifqi pun mengapresiasi perjuangan Anas dalam menempa diri dan mewarnai panggung politik tanah air.

“Dalam perang, Anda hanya bisa dibunuh satu kali, tetapi dalam politik Anda bisa dibunuh berkali-kali, dan hidup bahkan bangkit lagi,” pungkas Rifqi.

Sumber: https://www.mnctrijaya.com/news/detail/58665/presidium-mn-kahmi-sambut-baik-anas-urbaningrum-kembali-ke-publik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *