Sebanyak 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah dilantik di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2019. Selain para selebriti yang jadi anggota DPR, wajah-wajah muda dari kalangan milenial dan Gen Z yang terpilih sebagai legislator tak kalah ramai diperbincangkan.
Wajah-wajah muda di parlemen kini jadi salah satu harapan sekaligus sorotan apakah mereka kompeten mengemban amanat sebagai wakil rakyat. Salah satu yang paling dikenal adalah Hillary Brigitta Lasut (23 tahun). Ia didaulat sebagai wakil pimpinan sidang pengambilan sumpah jabatan anggota DPR/MPR dan DPD RI. Hillary lahir di Manado, 22 Mei 1996 dan diusung Partai Nasdem untuk Dapil Sulawesi Utara.
Selain Hillary, ada pula Farah Puteri Nahlia (23 tahun dari PAN), Muhammad Rahul (23 tahun dari Gerindra), Fachri Pahlevi Konggoasa (24 tahun dari PAN), Arkanata Akram (24 tahun dari Nasdem), Rizki Aulia Rahman Natakusumah (25 tahun dari Demokrat), dan Adrian Jopie Paruntu (25 tahun dari Golkar).
Sementara anggota DPR dari kalangan milenial pun tak kalah banyak. Salah satunya adalah Rifqinizamy Karsayuda (35 tahun), anggota DPR dari PDI Perjuangan Dapil Kalimantan Selatan. Rifqi mengakui dirinya berasal dari kalangan milenial. Oleh karena itu, ia ingin mendekatkan isu-isu politik ke kalangan milenial.
“Millennial punya potensi yang besar, demografi kita sekarang adalah sebagian kaum milenial. Menurut kami tidak boleh dijauhi karena proses bernegara, proses pengambilan kebijakan publik, harus dimulai dari sini,” ujar Rifqi.
Pria kelahiran Hulu Sungai Tengah, 6 Nopember 1982 ini meyakini sikap kritis milenial harus dilembagakan, bukan hanya ramai di dunia maya atau menjadi suara netizen. “Kalau milenial antipati terhadap politik, boleh jadi politik ini akan semakin jauh ke hadapan milenial. Milenial ini harus masuk politik agar pada ujungnya sesuai dengan harapan kaum millennial, kaum yang saya wakili,” papar Rifqi.
Tuntutan peningkatan kinerja kini banyak diarahkan kepada para wakil rakyat ini. Apalagi di tengah situasi politik yang menempatkan DPR sebagai sorotan utama terkait kualitas legislasi. Menanggapi hal ini Rifqi menyebut salah satu Undang-undang yang akan ia kawal adalah soal pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
“Kita harus endorse dengan baik melalui fungsi legislasi misalnya untuk menghadirkan Undang-undang ibukota negara yang baru itu menjadi dasar bagi hadirnya budgeting yang baik yang proporsional untuk menghadirkan infrastruktur bagi ibukota yang baru di Kalimantan Timur,” tukas Rifki.
Tak bisa dipungkiri, citra dan kinerja DPR di masa depan akan ditentukan pula oleh mereka, sebagian orang muda yang ada di gedung parlemen. “Kami tidak ingin menyia-nyiakan keterpilihan kami pada 17 April 2019 lalu dengan bekerja sembarangan dan kami akan bekerja dengan baik dan kami kira ini adalah komitmen kolektif dari periode 2019-2024,” pungkas Rifqi.
TIM LIPUTAN