SAMPULNUSANTARA.COM – KPU RI dan DPR RI Komisi 2 menggelar Sosoalisasi Pendidikan Pemilih Pemilu Serentak 2024 bersama PGRI Kabupaten Banjar, Senin (14/11/2022).
Pada kesempatannya Muhammad Rifqinizamy Karsayuda Anggota Komisi 2 DPR RI menyampaikan, ada dua isu yang berbahaya yang akan merusak tatanan demokrasi pemilu 2024 mendatang diantaranya isu kesejahteraan dan isu politik identitas dan sara.
Isu kesejahteraan adalah isu paling mudah dan murah untuk merealisasikan diri, yang mana akan banyak janji lontarkan kepada publik sehingga mendapat empati, namun sering terjadi janji-janji saa terpilih tidak ditepati.
Isu politik identitas dan sara, apabila ini dimainkan di pemilu 2024, diharapkan peran guru menjadi pencerah bagi masyarakat untuk menjaga demokrasi dan mencetak masyarakat yang cerdas dan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
“Kita berharap para guru bisa memberikan pengetahuan bagaimana menjadi pemilih yang cerdas sehingga melahirkan pemimpin yang lebih baik, terkhusus untuk Kalsel,” harapnya.
Muslimin Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, menurutnya dari hasil riset indonesia mengalami penurunan toleransi, yang mana salah satunya disebabkan isu kesejahteraan dan politik identitas yang di giring saat pelaksaan pemilu.
Selain itu soal money politik juga, dari hasil surve mencapai 71 persen masyarakat memaklumi money politik.
“Namun bagaimana pun kita berharap dengan berkembangnya ilmubteknologi masyarakat bisa lebih mudah mengenal dan menilai para calon pemimpinnya dan semoga bisa mengurangi tindakan tindakan yang merusak tatanan demokrasi,” terangnya.
Ia juga mengingatkan, semua bentuk kebijakan akan ditentukan lewat pemilu, yang mana barang tentu masyarakat harus benar benar cerdas memilih calon pemimpinnya untuk lima tahun kedepan dengan kebijakan kebijakan yang lebih baik.
“Proses pastisipasi politik menjadi langkah untuk memfilter dan menangkal tindakan tindakan yang mencoreng demokrasi, salah satunya seperti kegiatan yang saat ini kita laksanakan,” pungkasnya.