STARBANJAR – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banjarmasin menghelat seminar nasional dalam rangka peringatan milad HMI yang ke 75 tahun, di Balai kota, Sabtu (5/2/2022).
Mengangkat tema ”Tangangan kota Banjarmasin sebagai gerbang ibu kota negara dalam polemik ibu kota negara baru”. Seminar kali ini, HMI Cabang Kota Banjarmasin menghadirkan anggota komisi II DPR RI HM Rifqinizamy Karsayuda dan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina.
Rifqi mengatakan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibu kota negara, harus dimanfaatkan secara optimal oleh warga Kalimantan secara umumnya maupun masyarakat Kalsel secara khususnya.
Dia berpesan SDM-SDM terbaik di Kalimantan harus adaptif, sehingga bisa bersaing dengan SDM-SDM yang akan pindah ke IKN.
Menyinggung pariwisata Rifqi bercerita sewaktu travi ke kota Venesia, ia merasa tidak ada bedanya dengan kota Banjar. Sebab kanal-kanal yang menjadi destinasi wisata yang popule tak ubahnya sama dengan sungai-sungai yang ada di Banjarmasin
“Hanya saja membedakan kultur masyarakat di sana, bayangkan kedapatan membuang sampah sembarangan didenda sebesar 1000 euro, aturan kita memang ada tinggal penerapan di lapangan seperti apa,” ujar Rifqi.
Dia menyebut dalam waktu dekat, pemko Banjarmasin gotong royong bersama pemerintah pusat untuk membenahi sungai-sungai yang ada di Kota Banjarmasin, terdekat proyek revitalisasi Sungai Veteran yang akan menghubungkan sungai Martapura menuju sungai Lulut menuju akses destinasi wisata Lok Baintan.
Kedepan, Rifqi meyakini kota Banjarmasin akan menjadi destinasi wisata sungai yang populer, setidaknya di tingkat Asia Tenggara, karena keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki kota-kota lain.
“Penduduk IKN nantinya diperkirakan sekitar 2,5 juta jiwa, tentu memerlukan tempat rekreasi, terdekat adalah kota Banjarmasin, nah peluang ini yang harus kita optimalkan,” ucap politisi PDI-Perjuangan ini.
Senada, Ibnu Sina mengakui Kota Banjarmasin punya kawasan yang strategis, karena tepat berada di tengah pulau Kalimantan.
“Kota Banjarmasin harus berperan dalam perkembangan IKN, bukan tanpa alasan, Kota Banjarmasin sendiri punya sejarah panjang dalam perjalanan bangsa ini,” jelas Ibnu.
Tidak salah, sambungnya Kota Banjarmasin sebagai gerbang ibukota negara, sebab arus barang dan jasa yang paling dekat dari pulau Jawa menuju Kalimantan adalah melalui kota Banjarmasin.
“Secara tradisional, kota Balikpapan dan Samarinda punya ikatan kuat dengan kota Banjarmasin, sebab arus barang terutama sembako dipasok dari Kota Banjarmasin,” ungkap mantan anggota DPRD Kalsel ini.
“Banjarmasin Kota Sungai Pintu Gerbang Ekonomi Kalimantan 2025, adalah RPJMD kita yang telah dirancang sejak periode pertama, sebelum ramai wacana IKN,” kata Ibnu melanjutkan.
Dia bersyukur pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR berkomitmen untuk revitalisasi sungai-sungai di Kota Banjarmasin.
Menyinggung revitalisasi Sungai Veteran, Ibnu menyebut kedepan sungai Veteran adalah wajah akulturasi budaya Banjar Melayu, dan Tionghoa. Sebab bangun lawas di sepanjang Sungai Veteran masih asri, yang punya nilai historis dan artistik yang unik bagi pelancong.
“Selain revitalisasi Sungai, kita juga telah membangun lima dermaga baru, yang diperuntukkan untuk menunjang pariwisata dan transportasi sungai,” imbuhnya. (https://starbanjar.com/)