@bang.rifqi.mrk PROYEK PENGENDALI BANJIR BARABAI
Pada tahun 2019 dan 2020, Saya berjuang agar Barabai, Kampung halaman Saya, tak lagi kebanjiran.
Tahun 1985, Saya pernah mengalami Banjir besar, ketika tinggal di Kota Barabai.
Alhamdulillah, Studi Kelayakan yang dibuat oleh Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR @kemenpupr merekomendasikan agar dibuat 3 Program Utama untuk menangani potensi Banjir yang selalu menghantui Barabai. Pertama : revitalisisasi Sungai Barabai dari hulu menuju Danau Bakung sekitar 40 km. Kedua : membuat kanal baru sepanjang 36 km untuk memecah aliran air sungai Barabai dan Ketiga : membuat Kolam Regulasi yang mampu menampung jutaan M3 (metrik kubik) debit air.
Akhir 2020, Proyek ini dilelang di @kemenpupr . Proyek yang sanggup mengalirkan debit air maksimal 180 M3/detik ini dijalankan mulai 2021 sd akhir 2023 mendatang. Nilai Proyeknya Rp.230 M bersumber dari APBN. Proyek ini dalam perencanaannya akan sangat signifikan mengendalikan Banjir di Barabai, sebab debit maksimal air yang sanggup ditampung Sungai Barabai sekarang hanya 60 M3/detik.
Diawal pelaksanaan Proyek, Banjir besar pada Januari 2021 melanda Barabai. Air yang masuk ke sungai Barabai sebesar 500 M3/detik. November tadi Banjir lagi, debitnya 400 M3/detik. Proyek ini seolah belum memberi jawaban atas besarnya air yang masuk ke Kota Barabai melalui sungainya itu.
Kendati demikian, Proyek @pengendalibanjir_barabai ini akan mampu mengurangi air berlimpah masuk ke Kota dan Permukiman warga.
Sebagai pengusul dan pihak yang memutuskan Anggarannya di @dpr_ri , Saya kemarin melihat pekerjaan Proyek ini. Revitalisasi sungai telah dilaksanakan sebesar 14%. Kanal dibangun 14 km dari 36 km yang akan dibuat seluruhnya. Kolam regulasi 2022 akan dikerjakan.
Saya ucapkan terimakasih atas kolaborasi Pemprov Kalsel dan Pemkab HST dalam pembebasan lahan. Ucapan yang sama juga kami haturkan kepada warga Barabai yang kooperatif dan mendukung ikhtiar kita bersama agar kampung kita tak lagi Banjir.
Mohon doa pian-pian sabarataan.