apahabar.com, BANJARMASIN – Banyak pihak mendukung rencana pembangunan bandar udara atau bandara baru di Banua Anam, tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Setelah anggota DPR RI, dukungan juga datang dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Habib Abdurrahman Bahasyim.
“Ya untuk percepatan pembangunan tentunya mendukung,” jelas Abdurrahman akrab disapa Habib Banua kepada apahabar.com, Senin (18/11).
Pembangunan bandara Banua Anam dianggap sebagai salah satu kebijakan strategis. Termasuk, memacu pembangunan ekosistem pariwisata di Banua Anam, meliputi HST, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Tabalong, Balangan, dan Hulu Sungai Utara.
Jika menggunakan perjalanan darat, letak HST dengan Penajam Paser Utara (PPU), calon ibu kota negara sekira enam jam. Sementara, jarak tempuh dari HST ke Banjarmasin kurang lebih 165 kilometer, atau sekira empat jam.
Belakangan, ide bandara di HST sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) oleh Anggota Komisi V DPR-RI dari Kalsel, Rifqinizamy Karsayuda. Namun begitu, rencana ini dinilai oleh Ekonom Kalsel, Ahmad Murjani terlalu prematur. Butuh kajian mendalam dari sisi geografis, rasio penduduk, sosial-budaya, ekonomi, dan stabilitas keamanan.
Terlebih, Banua Anam sudah memiliki sebuah bandara di wilayah Tanjung Warukin, Kabupaten Tabalong. Meski, bandara itu baru dioptimalkan untuk kepentingan PT Pertamina (Persero).
Baik bandara di HST dan Warukin, Habib Banua menilai, sama-sama memiliki potensi. Keduanya bisa menjadi opsi untuk masyarakat Banua yang ingin bepergian ke Penajam atau ke Banjarmasin.
“Intinya dua-duanya baik, cuma saya lihat urgensinya adalah mengembangkan Bandara Warukin,” tutur Senator yang memiliki 35 ribu suara di HST saat Pemilihan Legislatif 2019 lalu.
Sebagai aset dari Pertamina, Warukin hanya melayani pesawat carter Pelita Air rute Halim Perdanakusuma-Warukin, dua kali dalam sepekan. Dalam sekali penerbangan pesawat tersebut hanya mampu mengangkut 25-30 penumpang saja.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten HST, M Yani mengatakan pada 2000 silam pemerintah pusat sebenarnya telah mengirim sinyal untuk membangun Bandara di HST.
“Waktu itu Marzuki Usman masih menjabat Menteri Pariwisata dan pernah berkunjung ke Juhu (kawasan Meratus) di HST. Kata beliau, HST ini layak untuk bandara internasional. Hingga jabatan terakhir sebagai Menteri Kehutanan, beliau terus komunikasi dengan kita terkait potensi-potensi wisata dan perkebunan di HST,” cerita Yani saat dihubungi apahabar.
Di HST, kata dia, lokasi paling cocok untuk dibangun bandara adalah di daerah rawa. “Di Kecamatan Pandawan, Labuan Amas kan daerah rawa. Seperti di Sungai Buluh bisa untuk Bandara,” kata Yani.
Pembangunan bandara di HST, lanjut Yani, berdampak baik untuk peningkatan ekonomi seperti jasa perdagangan. “Sebagai pusat transit ekonomi Banua, pembangunan bandara di HST bisa memberikan dampak positif. Saat ini hanya ada di Banjarmasin. Kalau di ada di Barabai itu memudahkan provinsi dan kabupaten tetangga seperti Tamiyang, Ampah, Buntok yang di Kalteng bisa terlayani. Juga jalurnya tidak memakan waktu panjang,” kata dia.
Karenanya, pihaknya siap untuk melakukan kajian sebelum pembangunan bandara.
“Kalau di-suport dana pusat tentunya kita sangat prospek, walau tak sebesar Syamsudin Noor. Tentunya hal itu sangat diperlukan di sini,” ujar Kepala Bapalitbangda HST, Ahmad Syahriani Effendi dihubungi secara terpisah, sore tadi.