BANJARMASIN, Kalimantanlive.com – Anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayudha mengingatkan perbedaan politik dan pilihan dukungan pada Pemilu 2024 jangan sampai membuat sesama masyarakat terpecah belah karena harga persatuan atau ukhuwah itu mahal.
“Tantangan terbesar kita menjelang Pemilu 2024 ini adalah soal nasionalisme dan persatuan di antara kita karena Pemilu bagaimanapun membuat kita harus memilih pasangan calon mana yang kita dukung. Tapi apa pun itu jangan pernah membuat kita tercerabut dari persatuan karena harga persatuan itu mahal,” katanya kepada wartawan usai acara Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Anggota Komisi 2 DPR RI di Hotel Fugos, Banjarmasin, Selasa (27/9/2023).
Rifqinizamy mengatakan, silaturahmi dan ukhuwah antar sesama adalah sesuatu yang harus dijaga dan tidak boleh dikorbankan hanya untuk kepentingan perbedaan politik dan pilihan.
“Mari kita hadapi Pemilu Legistlatif, Pemilu Presiden yang tinggal lima bulan dengan satu prinsip kita boleh berbeda pilihan tetapi jangan saling memperolok-olok, menjelak-jelekan calon lain, membuat antarkita putus silaturahmi. Hilang persaudaraan yang itu harganya sangat mahal dan harus dipertahankan,” ujar Rifqinizamy yang juga mantan Anggota Komisi 5 DPR RI..
Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Anggota Komisi 2 DPR RI yang menghadirkan narasumber mantan ketua KPU Kalsel Edy dan pengamat politik Ani Cahyadi dihadiri ratusan peserta dari organisasi kepemudaan, organsasi kemahasiswaan, pimpinan LSM dan pimpinan Ormas di Kota Banjarmasin, Kalsel.
Kata Rifqinizamy, soal Pancasila, soal ideologi, semakin ke sini semakin berat, yang jadi trend soap nasionalisme dan persatuan apalagi menjelang Pemilu 2024. “Persatuan saat ini telah tercabik-cabik. Ada isu politik yang kerap kali memecah belah kita dengan sangat mudahnya,” jelasnya.
Perbedaan politik, kata Rifqinizamy, sering kali tidak didasarkan pada ideologi, tapi like and dislike, suka atau tidak suka. Ketidaksetujuan tersebut kerap kali bukan berdasarkan fakta dan data tetapi dari informasi mulut ke mulut.
Oleh karena itulah, lanjut Rifqinizamy, yang menjadi alasan dirinya mengumpulkan seluruh peserta yang merupakan orang-orang terdidik, ketua Ormas, ketua LSM, pemimpin gerakan mahasiswa yang sedikit banyak punya pengaruh, punya massa.
“Ulun minta tolong, pian jangan jadi bagian dari provokator. Jadilah orang yang kalau punya pilihan, pastikan kita dukung pilihan kita dengan rasionalitas tanpa harus menjelek-jelekan orang yang tidak kita dukung. Itu lebih dari cukup untuk kita bisa memastikan persatuan Indonesia yang menjadi nilai dasar Pancasila,” jelasnya.
Agar Pemilu yang rutin lima tahunan bisa menghasilan pemimpin yang nyaman dalam memimpin, Rifkynizamy mengajak agar kita mengedapankan politik berkeadaban.
“Politik berkeadaban adalah nilai luhur dari Pancasila,” ujarnya.
Rifqynizamy menambahkan kegiatan sosialiasi Pembinaan Ideologi Pancasila bersama salah satu mitra kerja komisi 2 DPR RI yaitu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) merupakan salah satu kewajiban dirinya sebagai Anggota Komisi 2 DPR RI.
Sementara itu, Direktur Pengkajian dan Kebijakan BPIP, Muhammad Sabri mengatakan sejatinya sosialisasi ini ditujukan kepada seluruh komponen bangsa. Dari organisasi masyarakat hingga penyelenggara negara.
“Jadi bukan hanya organisasi pemuda dan kemasyarakatan. Bahkan yang utama adalah penyelenggara negara karena mereka menjadi lokomotif,” ucap Muhammad Sabri kepada awak media di Hotel Fugo Banjarmasin.