apahabar.com, BANJARMASIN – Komisi V DPR-RI tengah mengusulkan pembangunan bandar udara atau bandara skala menengah di kawasan Banua Anam. Namun, pemerintah daerah (pemda) disebut minim reaksi.
“Sejauh ini respons Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masih minim,” ucap Anggota Komisi V DPR-RI Rifqinizamy Karsayuda kepada apahabar.com, Senin (18/11) pagi.
Padahal, kata legislator Senayan itu, Dinas PUPR dan Bappeda Kalsel telah menyetujui penyusunan dokumen uji kelayakan pembangunan bandara tersebut.
“Kita sudah melakukan pertemuan dengan kepala PUPR dan Bappeda Kalsel, mereka menyetujui penyusunan dokumen uji kelayakan,” tegas Rifqinizami.
Di tingkat pusat, politikus PDIP itu terus mendorong stimulasi kebijakan pencanangan pembangunan bandara skala menengah itu. Peran Pemkab dinilai sangat penting dalam merealisasikan pembangunannya. Jangan sampai, sambung dia, stimulasi kebijakan yang disusun malah bertepuk sebelah tangan.
“Karena ini bukan hanya kepentingan HST, tapi juga kabupaten lain di daerah Hulu Sungai,” tegasnya.
Keberadaan bandara di Banua Anam, tambah dia, memungkinkan untuk akses pariwisata terbuka lebar. Terlebih, dengan adanya penerbangan langsung dari Barabai menuju Banjarmasin, Balikpapan, Jakarta, atau Surabaya.
“Akses menuju wisata kian dekat, misalnya wisata loksado di HSS dan wisata kerbau rawa di HSU,” bebernya.
Ihwal perencanaan tersebut, Rifqi meminta Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk memfasilitasi pertemuan bersama enam Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua DPRD, dan Kepala Dinas PUPR se-Banua Anam, Desember mendatang.
“Saya ingin bercerita terkait urgensi membangun kawasan di Banua Anam,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, pembangunan bandara Banua Anam merupakan kebijakan strategis. Posisinya berada dekat ibu kota negara baru Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur. Sejauh ini, ide itu disebut sudah disampaikan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan direspon positif.
Sejatinya, Banua Anam telah memiliki sebuah bandara di wilayah Tanjung Warukin, Kabupaten Tabalong. Namun, bandara itu baru dioptimalkan untuk kepentingan PT Pertamina (Persero).
Sejatinya, Warukin memilik potensi penumpang dari enam kabupaten, yakni Balangan, Paser, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Hulu Sugai Selatan, dan Barito Timur.