Anggota Komisi V DPR Ingatkan Program Persiapan Food Estate

SariAgri – Anggota Komisi V dpr RI Rifqinizamy Karsayuda mengingatkan pemerintah mengenai program food estate. Dia menyebut, program serupa, Program lahan Sejuta Hektar, pernah gagal di era Orde Baru.

“Kawasan transmigrasi yang telah direncanakan pemerintah sebagai bagian dari daerah food estate di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah dapat betul-betul dipersiapkan dengan baik,” kata Rifqinizamy, Senin (29/06).

Meski demikian, Rifqinizamy optimistis dengan program itu karena para transmigran di kawasan tersebut memiliki etos kerja yang sangat baik. Menurut dia, berbagai kawasan transmigrasi lainnya di wilayah Kalimantan juga perlu didorong untuk dijadikan daerah penyangga pangan nasional.

“Keterlibatan seluruh kawasan transmigrasi di Kalimantan, saya yakin mampu menghadirkan ketahanan pangan nasional. Untuk itu, saya akan memberikan dukungan kebijakan dan anggaran di APBN 2021 untuk program ini,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR, Basuki Hadimuljono akan mendesain ulang jaringan irigasi di lahan food estate yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Tahun ini Kementerian PUPR akan mendesain ulang atau redesain jaringan irigasi di lahan untuk food estate Kalimantan Tengah seluas 165.000 hektar,” ujar Basuki dalam Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6).

Menurut Basuki, dipilihnya lokasi di Kalimantan Tengah yakni tepatnya di lokasi bekas lahan gambut, tapi yang ini tidak ada gambutnya melainkan kawasan aluvial. Lahan untuk food estate ini di bagian pinggiran Sungai Barito seluas 165.000 hektar yang merupakan kawasan eks-pengembangan lahan gambut.

Basuki menyebut, potensi wilayah untuk food estate seluas 295.500 hektar. Tetapi yang sudah dicetak sawah dan ada irigasinya seluas 165.000 hektar.

“Dari 165.000 hektar tersebut, total lahan luas fungsional yang sudah diolah petani setiap tahunnya yakni seluas 85.500 hektar. Kita ingin mengintensifikasi 57.200 hektar dari total luas lahan fungsional tersebut,” ucap dia.

Sedangkan sisa luas fungsional yakni 79.500 hektar dari lahan potensial seluas 165.000 hektar, perlu peningkatan jaringan irigasi.

Basuki menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang menjadi masalah yang menyebabkan kurang optimalnya lahan food estate tersebut. Diantaranya, irigasinya karena airnya tidak mengalir, kemudian akibat airnya mengalir dan menimbulkan genangan sehingga pupuk di lahan tersebut menjadi tidak efektif.

Masalah berikutnya sering terjadi banjir di lahan tersebut karena memang area rawa serta jarang dipelihara.

Sumber: Klik disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *