STARBANJAR – Pembangunan mega proyek Riam Kiwa yang terletak di Kabupaten Banjar dipastikan bakal dimulai pada tahun depan. Hal ini setelah Bupati Kabupaten Banjar Saidi Mansyur, Sekretaris daerah Mokhamad Hilman, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, dan anggota DPR RI HM Rifqinizamy Karsayuda berdiskusi dan bertukar pendapat perihal pembangunan bendungan Riam Kiwa, di Setda Kab Banjar, Selasa (22/12/2021).
Bupati Kabupaten Banjar Saidi Mansyur meminta dukungan dan doa segenap masyarakat dan stakeholder untuk mendukung pembangunan bendungan Riam Kiwa.
“Proses terus berjalan, mohon doa mudah-mudahan tahun depan sudah mulai pelaksanaan pembangunan,” ujar Saidi saat ditemui di sela acara.
Persoalan pelepasan kawasan hutan, kata Saidi sudah rampung bulan lalu. Bendungan Riam Kiwa meliputi luasan lebih dari 700 hektar.
“Setidaknya ini adalah salah satu solusi untuk penanganan banjir yang terjadi hampir menahun di Kabupaten Banjar,” ucap politisi Nasdem ini.
Bang Rifqi mengatakan pembangunan Riam Kiwa merupakan bendungan terbesar di Kalimantan Selatan, lebih besar ketimbang bendungan yang baru diresmikan di Kabupaten Tapin.
Dia mengingatkan Pemda untuk memperhatikan nasib masyarakat yang terdampak pembangunan bendungan Riam Kiwa.
“Kita sedang rapat mencari solusi agar masyarakat mendapatkan bisa mendapatkan ganti untung dari pembangunan bendungan ini,” tegas Rifqi.
Nilai investasi lebih dari Rp 2 triliun, bendungan Riam Kiwa menjadi salah satu proyek strategis nasional. Ditargetkan bendungan ini beroperasi penuh pada tahun 2025 mendatang.
Dia menyebut rencana bendungan Riam Kiwa merupakan cita-cita lama yang sudah dicanangkan gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Nur yang juga menjabat Menteri Pekerjaan Umum era presiden Soekarno.
“Beliau mendesain bendungan Riam kanan dan Riam Kiwa, kita sudah menikmati bendungan Riam Kanan selama 50 tahun lebih,” ujar politisi PDIP.
“Kebetulan saja Ulun jadi anggota DPR RI, Dinda Saidi Mansyur yang jadi Bupati Banjar pembangunan Riam Kiwa segera terealisasi,” tambah Rifqi.
Kendati demikian, dia menyebut pembangunan Riam Kiwa merupakan hasil kerja kolektif, tidak hanya bagi pemerintah daerah, dan pemerintah pusat namun juga bermakna bagi masyarakat.
Walaupun dicanangkan sejak lama, pembangunan ini dikerjakan secara hati-hati, terutama negosiasi tentang pemanfaatan lahan.
“Sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dengan penetapan lokasi dan pembebasan lahan,” jelas mantan aktivis HMI ini.
“Kalau dikatakan urgen memang urgen, karena sekarang tempat kita sering terkena banjir, dan menjadi sumber listrik sebagaimana bendungan Riam Kanan, dan tak kalah penting bendungan ini akan mengairi persawahan dan perkebunan di Kabupaten Banjar,” imbuh Rifqi. (https://starbanjar.com/)