apahabar.com, BANJARMASIN – Anggota Komisi V DPR-RI Rifqinizamy Karsayuda mengatakan jalan alternatif Banjarmasin-Hulu Sungai II masih terkendala oleh pembebasan lahan.
Untuk mendukung percepatan pembangunan, Rifqinizamy Karsayuda siap mengajak Menteri Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang (PUPR) mengunjungi lokasi.
Adapun, jalan alternatif dimaksud membentang sepanjang Marabahan, Margasari Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Tabalong. “Masih belum dibebaskan [lahan] oleh 5 kabupaten di sana,” ucap Anggota Komisi V DPR-RI Rifqinizamy Karsayuda kepada apahabar.com, Selasa (19/11) pagi.
Imbasnya, kata dia, pemerintah pusat tak bisa membangun infrastruktur penunjang jalan alternatif tersebut. “Sementara pusat bisa membangun infrastruktur bila pembebasan lahan sudah beres,” katanya.
Politikus PDIP itu pun meminta Gubernur Kalsel agar memfasilitasi pertemuan bersama lima bupati di kabupaten tersebut, Desember nanti. “Desember nanti akan kita kumpulkan lima bupati di sana. Nanti kita juga panggil wartawan,” bebernya.
Legislator Kalsel di Senayan itu mengaku juga sudah berbicara langsung dengan Dirjen Binamarga, Kementerian PUPR. “Bulan depan ulun (saya, red) akan membawa menteri PUPR ke lokasi tersebut,” katanya.
Senada, Kepala Dinas PUPR Kalsel, Roy Rizali Anwar berharap pemerintah kabupaten ikut aktif dalam proses penyiapan lahan jalan alternatif tersebut.
“Harapannya, kita bersama-sama menyiapkan lahan untuk pembangunan jalan tersebut. Sehingga pasti dalam hal ini Balai Jalan dapat mempercepat proses penyelesaiaan konstruksinya,” jelas Roy dihubungi apahabar.com, Selasa sore.
Jalan lintas barat Kalsel itu, kata Roy, sudah dikerjakan oleh balai jalan dan berstatus jalan nasional. Dari total panjang kurang lebih 176 kilometer, kini tersisa 96 kilometer.
“Rencananya akan dilanjutkan oleh balai apabila lahan clear and clean disiapkan oleh pemerintah daerah,” jelas dia.
Pemprov Kalsel, kata Roy, bakal mengusulkan jalan tersebut menjadi jalan nasional.
Menurutnya, jalan lintas barat Kalsel telah direncanakan sebagai jalan alternatif utama dari Banjarmasin-Hulu Sungai, selain Jalan Ahmad Yani Banjarmasin-Hulu Sungai yang kerap kali didera kemacetan parah.
“Pembangunan jalan ini bertujuan untuk pengembangan wilayah dan kawasan strategis provinsi Rawa Batang Banyu dengan potensi lumbung pangan serta membuka daerah terisolir,” jelas Roy.
Keberadaan jalan lintas barat Kalsel, kata dia, cukup penting untuk mengurai kemacetan yang ada, seiring Jembatan Sungai Puting di Kecamatan Candi Laras Utara (CLU) Tapin sudah bisa dilewati.
Sumber: https://apahabar.com