Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau progres pembangunan Jembatan Sei Alalak sepanjang 850 meter di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam tinjauan tersebut, Menteri Basuki mengingatkan untuk memaksimalkan penggunaan komponen dalam negeri untuk bahan material jembatan. “Utamakan menggunakan produk dalam negeri. Jangan terlalu cepat untuk mengimpor bahan material jika masih ada produk dalam negeri walaupun harganya lebih mahal,” pesan Menteri Basuki saat meninjau lokasi pembangunan Jembatan Sei Alalak pada Rabu (8/7/2020) malam.
Dalam tinjauan tersebut Menteri Basuki juga mengingatkan dalam pembangunannya dilaksanakan sesuai protokol Kesehatan Covid-19, antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan. Menurutnya kondisi sekarang ini, disebut sebagai ‘The New Normal’, di mana harus bisa survive melewati pandemi ini dengan baik dan dapat mengantisipasinya dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jembatan Sei Alalak akan menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Penyelesaian jembatan tersebut diharapkan juga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi Pasca Pandemi Covid-19.
Bentang utama jembatan Sei Alalak dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung dan pertama di Indonesia. Pekerjaan Jembatan Sei Alalak mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp278 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears). Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, saat ini progres konstruksinya telah mencapai 67% dengan memasuki tahap pekerjaan bentang utama yaitu struktur pylon, backspan, abutment, dan jalan pendekat.
Di tengah Pandemi Covid-19, proses konstruksi diupayakan tetap berlangsung agar pelaksanaan Penggantian Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan ini dapat diselesaikan sesuai target pada bulan Maret 2021 mendatang.
Anggota Komisi V DPR RI Dapil Kalsel Rifqinizamy Karsayuda yang juga hadir dalam tinjauan tersebut mengatakan, selesainya Jembatan Sei Alalak sudah ditunggu oleh masyarakat Kalsel yang akan menjadi kebanggaan. “Ini bukan sekedar jembatan, tapi akan mengubah wajah kota Banjarmasin lebih baik ke depannya,” ujar Rifqi.
Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layan hingga 100 tahun. Selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayu Tangi 2 dan seiring dengan diselesaikannya pembangunan jembatan tersebut, direncanakan juga akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Palangkaraya Dwi Cahyo Handono, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja. (RO/OL-10)