Anggota Komisi V DPR-RI, Rifqinizamy Karsayuda meminta kepada Kementerian Perhubungan RI untuk melakukan evaluasi total untuk transportasi udara di Indoensia, pasca jatuhya pesawat Sriwijaya SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepuluan Seribu, Sabtu 10 Januari 2021.
“Kecelakaan yang dialami pesawat Sriwijaya SJ-182 Rute Jakarta-Pontianak membuat luka mendalam bagi bangsa Indoensia yang baru saja memuai waktu tahun 2021. Kita harapkan Menhub bisa melakukan evaluasi segera,” katanya melalui keterangan tertulisnya, Minggu 10 Januari 2021.
Dia mengaku amat kaget dan merasakan duka mendalam atas peristiwa ini. “Ada beberapa sahabat karib Saya dan Istri yang menjadi penumpang SJ-182. Kaget, sekaligus amat bersedih dan kehilangan atas musibah ini,” ungkapnya.
Di sisi lain, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini meminta Menteri Perhubungan untuk melakukan evaluasi total terhadap berbagai hal terkait transportasi udara di masa Pandemi.
Ia menyatakan, pertengahan 2020 lalu, Federal Aviation Asociation (FAA) di Amerika Serikat telah mengeluarkan rekomendasi kepada lebih dari 2000 unit pesawat Boeng 737, khususnya Boeng 737-300, 737-400 dan 737-500 yang digunakan di seluruh dunia pada masa pandemi ini.
Dimana FAA menyebutkan, tidak dugunakannya pesawat dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan korosi pada pesawat tersebut.
Rifqi menyatakan, temuan FAA tersebut harusnya telah menjadi peringatan keras bagi berbagai maskapai di tanah air yang menggunakan pesawat Boeng 737 dimaksud.
“Kementerian Perhubungan sejak awal harus mengantisipasi temuan FAA ini di Indonesia. Karenanya, musibah SJ 182 ini harus menjadi evalusi total bagi dunia penerbangan kita di masa Pandemi ini,” tegas legislator daerah pemilihan Kalimantan Selatan I ini.
Rifqi menegaskan, dirinya akan meminta secara resmi kepada Pimpinan dan Para Anggota Komisi V DPR RI untuk duduk bersama Menteri Perhubungan beserta seluruh jajaran terkait, termasuk KNKT untuk melakukan evaluasi total pasca musibah ini.
“Dari sisi teknologi penerbangan, pasti ada konsekwensi tersendiri akibat berkurangnya volume pemakaian pesawat-pesawat udara tersebut, belum lagi soal isu usia pesawat yang banyak berusia tua,” ungkap Rifqi.
Ia menyadari, Pandemi ini adalah masa yang amat sulit bagi dunia penerbangan. Karena dari sisi bisnis, dunia penerbangan amat merasakan dampaknya. “Kendati demikian, keselamatan penumpang adalah segala-galanya,” pungkas Rifqi. (rilis)