Tahun 2021, Komisi V DPR RI dan Kementrian PUPR Menganggarkan Biaya Pembuatan Jalan Baru Bandara Syamsudin Noor

BANJARMASIN – Anggota Komisi V DPR RI Rifky Karsayudha mengatakan, mulai tahun 2020 akses jalan utama menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor yang berlokasi di Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan akan dialihkan ke jalan baru sepanjang 3 kilometer. Mulai dari lokasi Warung Ortega Jalan A Yani Kilometer 29 Guntung Payung Kota Banjarbaru. 

“Akses jalan menuju ke bandara dialihkan ke jalan baru mulai Warung Ortega A Yani km 29 lurus langsung ke areal bandara sepanjang 3 kilometer,” katanya Senin (23/12).

Kata Sekretaris Kelompok fraksi (POKSI) Fraksi PDIP DPR RI ini, saat ini Kementerian PUPR bersama Pemprov Kalsel dan DPR RI mencari jalan akses baru yang jaraknya tidak jauh sekitar 3 kilometer. Nantinya jalan menuju bandara akan langsung lurus aja sebelah kiri langsung akan sampai ke depan terminal bandara yang baru.

“Pemko Banjarbaru akan menangani soal pembebasan lahan, Pemprov Kalsel membuat desainnya, dimana semua biayanya akan ditanggung Kementrian PUPR bersama Komisi V DPR RI sebagai mitra akan menganggarkan dananya di tahun 2021 soal penyelesaian jalan dan kawasan akses menuju bandara,” katanya.

Menurut Rifky, dengan semakin dibukan akses jalan baru menuju bandara tentu saja akan membangkitkan perekonomian warga sekitar.

Masyarakat sebaiknya menghibahkan saja lahannya jangan meminta ganti lahan, karena dengan dibukanya akses jalan tersebut membuka peluang usaha dan perekonomian baru.

Sementara, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan, bandara baru mampu memberikan pelayanan optimal bagi calon pengguna jasa angkutan udara.

Daya tampung terminal akan meningkat dari sebelumnya 1,5 juta penumpang per tahun menjadi sebanyak 7 juta penumpang per tahun. Sementara sisi udara, perluasan apron menambah kapasitas parkir pesawat (parking stand) yang semula 16 unit menjadi 25 unit pesawat.

“Diharapkan, dengan penambahan kapasitas ini, pelayanan bandar udara akan menjadi lebih baik lagi, sebab Bandara Syamsudin Noor merupakan embarkasi haji. Selain itu, dalam peningkatan kapasitas nantinya banyak penumpang umrah terlayani,” jelasnya.

Jika terminal baru bandara selesai dibangun maka jalan akses di Jalan Lingkar Utara, Kota Banjarbaru harus selesai juga, karena akses jalan masuk bandara merupakan hal penting.

“Berdasarkan peninjauan, badan jalannya belum sempurna dan masih ada yang belum standar,” katanya.

Dia akan meminta Kementerian PUPR serta Pemprov Kalimantan Selatan guna mempercepat penyelesaian akses jalan masuk menuju terminal baru.

Sementara itu, General Manager Bandara Syamsudin Noor MMA. Indah Preastuty, terminal baru Bandar Udara Syamsudin Noor akan menjadi bandara kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya dan masyarakat Banjarbaru pada khususnya.

“Bandara representatif ini akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan yang nantinya dapat meningkatkan perkembangan perekonomian. Memang butuh waktu untuk menyelesaikannya, tapi kami bersama Pemrov Kalimantan Selatan optimis penyeselesaiannya bisa tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Project (Pimpro) Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Dadang Dian Hendiana mengatakan, pengembangan pembangunan terminal baru bandara dilakukan sebanyak dua paket.

Paket pertama pengerjaannya sudah mencapai 65%, hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang sudah jadi, sedangkan paket kedua mencapai 85 % terdiri dari infrastruktur, bangunan penunjang, apron dan lain-lain.

“Tinggal penyelesaian akhir, dan akan dikejar hingga Oktober. Ada strategi dan perlakuan tertentu untuk menyelesaikannya,” kata Dadang.

Dia menambahkan, terminal baru memiliki banyak kunggulan dibandingkan terminal lama, selain dari segi daya tampung, berbagai fasilitas juga tersedia.

Salah satunya, kehadiran PT Angkasa Pura I akan mengimplementasikan pengoperasian Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai wadah kaloborasi seluruh pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari berbagai unsur yakni Airport Operator, Airlines Operators, Air Navigation dan Authorities seperti bea cukai, imigrasi, karantina, kepolisian dan lain–lain.

“AOCC yang ada nantinya sama seperti pengoperasian di Bandar Udara Soekarno – Hatta dan semuanya terintegrasi dengan berbagai stakeholder penerbangan,” katanya.

Terminal baru tahap I Bandara Syamsudin Noor memiliki luas 77.569 m2 dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Fasilitas lainnya yakni memiliki sebanyak 52 unit check–in counter, baggage conveyor 3 unit untuk kedatangan penerbangan domestik dan internasional.

Sumber: http://infobanua.co.id/2019/12/tahun-2021-komisi-v-dpr-ri-menganggarkan-biaya-pembuatan-jalan-baru-bandara-syamsudin-noor-sepanjang-3-kilometer/

One thought on “Tahun 2021, Komisi V DPR RI dan Kementrian PUPR Menganggarkan Biaya Pembuatan Jalan Baru Bandara Syamsudin Noor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *