PENUNTASAN kawasan kumuh di Banjarmasin dapat atensi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochammad Basoeki Hadimoeljono bersama anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda.
KAMPUNG Baiman Teluk Kelayan yang didandani dengan kucuran dana Rp 40 miliar, kini kian bersolek. Ada beberapa kegiatan di bekas kawasan kumuh. Seperti pembangunan siring dan titian slab beton, pekerjaan jaringan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan 260 sambungan rumah, pekerjaan drainase, sculputre jukung tambang, lapangan outdoor futsal mini, pekerjaan ruang terbuka publik (RTP) dan pekerjaan fitness outdoor.
Proyek ini merupakan kolaborasi Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Selatan lewat dampingan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) telah mengubah kawasan RK3 Teluk Kelayan Banjarmasin.
Saat Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono dan anggota Komisi V DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, Walikota Ibnu Sina pun turut mendampingi lokasi proyek pengembangan kawasan kumuh (RK3) Kelayan Barat.
“Kebetulan Pak Menteri juga datang ke Kalsel untuk menghadiri peresmian Jembatan Sei Alalak besok. Makanya, saya ajak untuk meninjau ke lokasi proyek RK3 Kelayan Barat. Ya, namanya Teluk Kelayan, kalau masyarakat menyebutnya,” ucap Rifqinizamy Karsayuda kepada jejakrekam.com, Rabu (20/10/2021).
Rifqinizamy menyebut dana proyek untuk menyulap kawasan Teluk Kelayan dari awalnya kumuh menjadi tertata memang bersumber dari APBN. Mantan dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini mengaku dirinya turut berkontribusi untuk memperjuangkan agar proyek itu gol di pusat.
“Jadi, wajar jika kami tinjau bersama Pak Menteri untuk sejauhmana progress proyek itu. Dari keterangan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, proyek itu sudah selesai 93 persen. Insya Allah, akhir tahun ini bisa rampung 100 persen,” kata Rifqi-sapaan akrabnya.
Menurut dia, proyek untuk mempermak kawasan pemukiman bantaran Sungai Kelayan dan Sungai Martapura itu memang menelan dana sekitar Rp 40 miliar dengan sistem tahun jamak. “Sejak tahun 2020, proyek itu sudah dikerjakan,” ucap Rifqi.
Ia pun mengaku puas karena kini kawasan Teluk Kelayan dari awalnya kumuh telah terlihat lebih asri. Apalagi di kawasan sekitar Rusunawa Teluk Kelayan itu telah dilengkapi fasilitas lapangan outdoor futsal mini, ruang terbuka publik (RTP) dan pekerjaan fitness outdoor.
“Semoga saja, setelah rampung dan digunakan masyarakat bisa dijaga. Apalagi, Pak Menteri pun merasa puas. Nah, ketika ini berhasil, tak mustahil pemerintah pusat pun akan melanjutkan proyek serupa di kawasan lain di Banjarmasin,” imbuh Rifqi.(jejakrekam)