Meski kerap dipersoalkan, keterwakilan perempuan di parlemen cukup meningkat usai gelaran Pemilu 2024 dibandingkan pesta demokrasi sebelumnya.
Ketua Komisi II DPR RI M Rifqinizamy Karsayuda menyebut tahun ini keterwakilan perempuan di parlemen mencapai angka 21 persen di DPR RI dan hampir 30 persen di DPD RI.
“Kita bersyukur kalau dilihat dari data, keterwakilan perempuan pasca-Reformasi, tahun ini sebetulnya puncaknya. Terutama yang ada di DPR dan DPD,” ujar Rifqi saat menghadiri acara Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu di Trans Bali, Seminyak, Bali, Minggu (22/12/2024).
Rifqi menjelaskan, kenaikan tersebut dinilai positif dari sisi implementasinya sendiri. Ia tak memungkiri, pemenuhan presentasi yang ideal di berbagai arah politik harus terpenuhi.
“Hanya saja memang kita menyadari bahwa, ada arus besar di dunia politik kita, termasuk di DPR yang memandang bahwa keterwakilan perempuan itu sebetulnya, tanpa harus disebutkan prosentasenya pun, dengan sistem dan pola kompetisi politik yang terbuka. Itu mestinya bisa ditempuh oleh dirinya sendiri,” tuturnya.
Di sisi lain, Rifqi menambahkan ada juga pihak yang berpandangan bahwa kultur politik dan kultur sosio politik di Indonesia masih sangat patriarki.
“Itu memang masih membutuhkan afirmatif regulasi yang sekarang kita tempuh. Dua sudut pandang inilah saya kira yang harus kita pertemukan,” ujar Rifqi.
Meski begitu, Komisi II turut mengapresiasi kehadiran para perempuan di jajaran penyelenggara pemilu seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saat ini.
Ia berharap, para perempuan dapat menggunakan intuisinya yang lebih sensitif, kedetilannya dalam bekerja secara maksimal sebagai pengawas.
“Untuk memastikan bahwa temuan maupun laporan yang masuk ke Bawaslu itu bisa betul-betul menjadi kerja-kerja yang baik, yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan ini di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Sumber: https://www.inilah.com/komisi-ii-akui-keterwakilan-perempuan-di-pemerintahan-meningkat